TapakSuci.ID – Informasi Terbaru Trending Viral Saat Ini 2024 Gaya Hidup Mengatasi Gaya Hidup Konsumtif dan Bijak Mengelola Keuangan

Mengatasi Gaya Hidup Konsumtif dan Bijak Mengelola Keuangan

Mengatasi Gaya Hidup Konsumtif

Mengatasi Gaya Hidup Konsumtif – Gaya hidup konsumtif adalah dorongan untuk tampil trendi, memiliki barang terbaru, dan mengikuti standar sosial tertentu, sehingga kita tergerak untuk menghabiskan uang secara terus menerus. Tanpa disadari, gaya hidup konsumtif membawa risiko pada masa depan finansial kita. Inilah pentingnya mengelola keuangan dengan bijak daripada terjerumus dalam gaya hidup konsumtif.

Anda perlu mengenal lebih lanjut tentang gaya hidup konsumtif serta risiko yang ditimbulkan. Mari kita kupas tuntas pembahasannya di bawah ini.

Memahami Gaya Hidup Konsumtif

Gaya hidup konsumtif merujuk pada kecenderungan untuk menghabiskan uang barang dan jasa secara berlebihan, terkadang melebihi kemampuan finansial yang di miliki. Perilaku ini tidak di iringi dengan pertimbangan matang mengenai apakah barang atau jasa tersebut bener bener berguna atau diperlukan

Gaya hidup konsumtif lebih banyak di adopsi oleh anak muda berusia 18-25 tahun. Hasil riset dari berebagai sumber menyatakan bahwa penduduk di usia tersebut menggunakan sebesar 5,4% dari gajinya untuk berbelanja di e-commerce. Ada pun barang yang sering di beli generasi Z di website e commerce, di kutip dari SWA, mencakup kebutuhan elektronik seperti kabel data, smartphone, dan pelindung layar handphone. Selain itu, mereka juga membelanjakan gajinya pada produk fashion dan makanan.

Gaya hidup konsumtif bisa menarik perhatian dan memuaskan hasrat sejenak. Namun, risikonya bisa jauh lebih besar daripada manfaatnya dalam jangka waktu panjang.

Faktor Penyebab Gaya Hidup Konsumtif

Sebenernya, apa yang membuat seseorang ingin mengadopsi gaya hidup konsumtif? Berikut adalah beberapa faktor yang mendasarinya

1. Pengaruh Media Sosial

Media sosial menjadi salah satu penyebab utama gaya hidup konsumtif. Melalui platform ini, banyak orang terpapar secara terus menerus pada gaya hidup glamor dan produk yang menarik perhatian. Iklan produk yang terpasang dapat membuat seseorang tertarik untuk membeli barang barang yang sebenernya tidak di perlukan

Baca Juga : Gaya Hidup Penggunaan AC Terus Menerus Bisa Menyebabkan Sakit Kepala

2. Tekanan Sosial

Saat teman teman atau rekan sekerja terlibat dalam gaya hidup konsumtif, mereka merasa perlu untuk mengikuti tren ini agar tidak merasa terpinggirkan. Tekanan sosial dapat membuat seseorang mengeluarkan lebih banyak uang dari yang seharusnya.

3. Kemudahan Mendapatkan Layanan Pinjaman

Beragamnya layanan punjaman yang menawarkan kemudahan membuat seseorang merasa lebih leluasa dalam berbelanja, meskipun sebenarnya mereka tidak memiliki cukup uang untuk membayar semua itu. Hal ini berakibat pada akumulasi utang yang tidak terkendali.

4. Kurangnya Pendidikan Keuangan

Orang yang tidak memiliki pemahaman yang memadai tentang keuangan pribadi cenderung tidak menyadari konsekuensi dari perilaku konsumtif. Kurangnya edukasi keuangan dapat membuat seseorang terjebak dalam lingkaran pengeluaran yang tidak terkendali

5. Gaya Hidup Imitatif

Terkadang, seseorang dapat terpengaruh oleh selebritas atau tokoh publik yang menjalani gaya hidup mewah. Hal ini dapat mendorong seseorang untuk mengikuti contoh yang mereka lihat, padahal tidak memiliki kapasitas yang sama untuk memenuhinya.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Post